23 Desember 2024

beritakitanews.com

Informasi Terkini dan Terupdate

Dihadapan 2000 Undangan, Muhammad Nasir Jawab Pertanyaan Masyarakat Tentang Pencalonannya

Muba, beritakitanews.com – Mengacu pada Undang-Undang Nomor 10 tahun 2016 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota memerintahkan agar pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dilakukan serentak November 2024. Sebelum hari ‘H” pesta demokrasi tersebut nama-nama kandidat mulai bermunculan ditengah tengah masyarakat termasuk juga di Kabupaten Musi Banyuasin (MUBA) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Isu yang santer tengah bergulir ditengah masyarakat MUBA bahwa nama Muhammad Nasir, S.Si Bin Muhajirin asal Desa Karang Ringin Kab. MUBA terus melambung di semua lapiran masyarakat Sumsel khususnya masyarakat Bumi Serasan Sekate ini. Baik ditulis di berbagai media cetak, media elektronik, media online baik lokal maupun nasional menyebut bahwa pria kelahiran 1979 tersebut bakal mencalonkan diri menjadi Bupati MUBA tahun 2024 mendatang.

Seperti diucapkan oleh Indra, 47 tahun warga Kecamatan Sanga Desa, MUBA. Dia tidak menampik bahwa nama Muhammad Nasir tidak asing lagi ditelinga nya. Muhammad Nasir sering disebut sebut bakal maju sebagai Bupati MUBA 2024 mendatang dan beliau putra asal MUBA sangat cocok untuk dijadikan pemimpin karena orang MUBA lah yang memahami dan mempu membenahi sistem pemerintahan yang dianggap kurang pro rakyat.

Mengapa demikian dilanjutkan Indra, itu berdasarkan pengalaman sebelumnya, saya kira masih dipikiran kita sudah dua kali Bupati dan koloni nya harus berurusan dengan aparat hukum KPK karena kasus yang sama,”Aku terus terang dak galak lagi meleh pemimpin cak itu, madak i kitek terjerus ke jurang yang same, kitek ugwang MUBA ikak la pintar galek dak mudah untuk di buyani ugwang, apelagi ugwang luo, ujarnya dalam logat bahasa Sekayu.

Terus terang saya belum bertemu langsung dengan sosok pecinta olehraga badminton tersebut, kalau bertemu saya akan menanyakan langsung tentang kebenaran bahwa beliau berniat mencalonkan diri menjadi BUPATI MUBA 2024 mendatang. Saya yakin setelah saya baca dibeberapa media tentang ilmu Tata Kelola Keuangan yang dia miliki serta niat tulus beliau MUBA akan berjaya, masyarakat sejahtera, harapnya.

Lain dengan Bagio, pria 39 tahun ini mengaku sudah lama mengenal sepak terjang pria yang akran disapa Kak Nasir ini, dari Kuliah di Fakultas MIPA Jurusan Matematika Universitas Sriwijaya kemudian sempat menjadi Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Musi Banyuasin (IMMUBA) dan berbagai organisasi di ikutinya. Kak Nasir juga merupakan Mahasiswwa yang berprestasi dan pintar dikalangan teman-temannya. Jadi jiwa pemimpin sudah ada sejak beliau menjadi politisi.

Walaupun sempat gagal mencalonkan diri menjadi Dewan di MUBA namun berkat kegigihan dan tekat yang bulat akhirnya suami dari Marsiana asal Desa Ulak Paceh Kecamatan Lawang Wetan, MUBA tersebut terpilih menjadi anggota DPRD Banyuasin dari Partai Golkar. Pada kompetisi Pemilihan Legislatif (Pileg) tersebut pria hoby main Badminton itu berhasil mengalahkan Politisi Golkar senior sudah puluhan tahun menjabat DPRD dari Partai Golkar di Kabupaten Banyuasin. Menjabat anggota DPRD Banyuasin dari Fraksi Golkar Kak Nasir ini terkenal fokal kalau menyangkut kepentingan rakyatnya.

Jadi lanjut Bagio, Kak Nasir ini memang jiwa petarung handal, pintar dalam Tata Kelola Keuangan. Selain itu Kak Nasir merupakan salah satu pengusaha sukses di Kota Palembang yang darmawan, setiap bulannya selalu bersedekah bersama anak yatim dan orang yang kurang mampu terutama disekitar kediamannya. Namun saya sudah lama tidak bertemu beliau dan belum tahu kepastiannya apa benar kabar yang ramai dibicarakan masyarakat MUBA bahwa Kak Nasir ingin Mencalonkan diri menjadi MUBA satu, akunya.

Jadi orang seperti inilah calon pemimpin yang telah lama dinanti-nanti oleh masyarakat MUBA kalau kita sebagai orang MUBA benar-benar menginginkan sosok pemimpin yang tulus ingin mensejahterakan kita semua. Ingat kita asli orang MUBA ingin daerah kita yang kita cintai ini tidak mau terjerumus ke lubang yang sama, jangan terpengaruh dengan iming-iming apapun juga, tutupnya.

Menjawab semua pertanyaan dan isu yang terus berkembang di tengah-tengah masyarakat di Sumsel khususnya di Kabupaten MUBA ini, ketika sambutan tuan rumah pada acara resepsi pernikahan keluarga pak Yusro Desa Ulak Paceh Kecamatan Lawang Wetan, MUBA. Dihadapan Wakil Ketua DPRD MUBA Jon Kenedi, S.IP, MSi dan Muhammad Yamin, Camat Lawang Wetan serta Kepala Desa yang menghadiri undangan serta sekitar 2000 undangan lainnya, dengan tegas dan lantang Kader Partai Golkar tersebut menyatakan bahwa dirinya berniat untuk Maju mencalonkan Bupati MUBA tahun 2024 mendatang.

Untuk menjawab banyaknya pertanyaan, teman-teman, sahabat serta masyarakat MUBA mempertanyakan apa benar saya Muhammad Nasir Bin Muhajirin Asal Desa Karang Ringin, MUBA bakal Maju pada Pilkada MUBA 2024 mendatang. Dihadapan bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian, Insya Allah saya berniat dan bertekad akan Maju untuk Menjadi Bupati MUBA 2024 mendatang, ucap pria tiga anak tersebut.

Mendengar jawaban tegas dari Kak Nasir, sontak suasana acara bergemuruh dan ribuan pasang tangan memberikan aplus menandakan dukungan terhadap pencalonan Kak Nasir untuk maju memimpin MUBA 2024 mendatang. Alhamdullilah akhirnya seorang sosok laki-laki muda berwibawa putra asli MUBA yang ditunggu-tunggu selama ini telah muncul, ujar seorang tamu undangan yang tidak mau menyebutkan identitasnya.

Kemudian seorang tamu perempuan mengaku dari Kecamatan Keluang,”Ini calon pemimpin komplit, saya seorang emak emak anak dua setuju dengan pak Nasir kalau mau calon, terlihat dia mampu membawa perubahan kearah lebih baik lagi, Tututpnya.

Ditempat terpisah, Muhammad Nasir ketika diwawancarai media ini, mengenai rencana pencalonannya mengatakan Alhamdullilah namanya telah disebut-sebut oleh masyarakat diseluruh penjuru daerah yang saya cintai ini, memang sudah beberapa bulan ini saya mengunjungi di beberapa kecamatan sifatnya memperkenalkan diri dan Alhamdullilah respon masyarakat MUBA sangat bluar biasa.

Memang saya sampai saat ini tidak memasang Baleho, poster ataupun kartu nama dan kalender tentang rencana keikutsertaan saya dalam Pilkada 2024 mendatang. Didalam kunjungan saya banyak warga yang mempertanyakan ada apa dengan MUBA yang katanya daerah terkaya di Sumsel dengan APBD 2021 mencapai 4.2 Miliar namun masih terdapat jalan jalan rusak, rumah sekolah dan sarana kesehatan tidak memadai dan kehidupan masyarakatnya masih ada yang memprihatinkan serta listrik sering padam.

Setelah saya pelajari apa yang salah di MUBA ini sehingga dikeluhkan masyarakat, ternyata  ini yang dilakukan sehingga salah satu penyebab peristiwa pahit terjadi di MUBA ini, jika saya diridhoi olah Allah SWT dan didukung oleh sebagian besar masyarakat MUBA untuk memimpin kedepannya, maka saya bersama masyarakat MUBA untuk bersama-sama membenahi daerah kita sendiri sesuai ilmu dan pengalaman yang saya miliki.

Sebelumnya saya pelajari, pasti ada yang salah di pemerintah kita sebelumnya, ternyata ditahun 2021 MUBA itu terlalu tinggi pada belanja operasional ? Belanja operasional inilah yang menyebabkan MUBA itu sangat kecil dianggarkan untuk biaya pembangunan, makanya kedepan kita akan rubah pola kebijakan anggaran yang sebelumnya belanja operasinya sangat tinggi 2,6 Triliun (diluar Dana Desa) dan belanja pembangunan atau belanja modal diangka Rp 700 Miliar, jelas Kak Nasir.

Nah, kedepannya akan kita rubah sebelumnya belanja operasinya akan kita kurangi kita akan pindahkan ke belanja pembangunan sehingga kedepannya belanja pembangunan akan kita alokasikan anggaran 1,8 hingga 2 Triliun dalam satu tahun anggaran. Sekarang bagaimana mengenai anggaran 1,8 hingga 2 Triliun tersebut?

Sekarang jumlah Desa di MUBA ada 227 desa dan 13 kelurahan sehingga total desa dan kelurahan 240. Sekarang kita harus bangun mulai dari desa kita sama ratakan dulu tiap desa, desa ini kita anggarkan dalam tiap tahun sebesar 5 Miliar itu khusus ke semua desa dan kelurahan tanpa pengecualian mau desa besar atau desa kecil kita sama ratakan dulu, tentuaja itu diluar Dana Desa, tegas pria hobi olehraga badminton tersebut.

Sehingga kalau tiap desa dan kelurahan dianggarkan 5 Miliar dikali 240 maka totalnya 1,2 Triliun maka masih ada sisa hingga 800 Miliar, nah sisanya tersebut masih kita gunakan untuk pembangunan segala prioritas. Contohnya begini sambung putra asal Desa Karang Ringin Kecamatan Lawang Wetan itu, jalan poros dari Lalan menuju Sungai Lilin sekitar 60 kilometer, kalau kita mau bangun dengan daya tekan K300 supaya mobil bertonase 15 ton itu bisa lewat dengan lebar 6 meter  panjangnya 60 kilometer itu kita harus mengalokasikan paling tidak 200 Miliar.

Dengan anggaran 200 Miliar itu kalau kita alokasikan dalam 2 tahun artinya kita mengangarkan jalan tersebut Rp 100 Miliar pertahunnya. Jadi dalam waktu 2 tahun problem jalan poros dari Kecamatan Lalan ke Kecamatan Sungai Lilin selesai, kemudian jalan dari simpang Kelurahan Mangun Jaya menuju Desa Keban 1, Macang Sakti dan Lubuk Bintialo itu rusak jugo panjangnya sekitar 60 kilometer juga maka kita bangun tahun pertama 100 Miliar dan tahun ke dua Rp 100 Miliar maka dalam dua tahun jalan itu akan mulus, begitu juga dengan daerah-daerah lainnya, sambung  sanjana lulusan Fakultas MIPA Jurusan Matematika Universitas Sriwijaya tersebut.

Kemudian ada lagi mengenai Jembatan menuju Desa Rantau Kroya Kecamatan Lais MUBA yang menjadi keluhan warga karena pembangunan jembatan terebut hingga sekarang belum selesai sekarang hanya ada tiang-tiangnya saja. Nantinya kita alokasikan anggaran Rp 100-150 Miliar untuk jembatan tersebut sehingga Kabupaten PALI menuju Kabupaten MUBA itu terbuka tidak terisolasi seperti sekarang ini.

Jika itu nantinya sudah terkoneksi lanjut Politii Partai Golkar terebut, orang dari Kabupaten PALI akan mudah ke Lais kemudian ke Kecamatan Keluang hingga ke Bayung Lincir sehingga arus transportasi akan semakin baik dan roda perekonomian berjalan normal akibatnya masyarakat MUBA lebih sejahtera lagi, harap Kak Nasir.

Dari anggaran Rp 5 Miliar dalam satu tahun itu kegunaannya untuk apa saja ? kalau kita bangun dalam satu desa Rp 500 juta untuk jalan desa dengan daya tekan K225 lebarnya 4 meter dan panjangnya sekitar 500 meter, itu panjangnya 500 meter dengan dana Rp 500 juta bagaimana kalau di bangun dengan anggaran Rp 5 Miliar maka akan terbangun jalan sepanjang 5 kilometer tiap desa, jelas suami Marsiana tersebut.

Kemudian lanjutnya, kita juga akan membenahi sarana pendidikan karena masih ada gedung sekolah beratapkan seng yang bisa membahayakan kesehatan anak-anak kita dan sarana kesehatan yang tidak mempuni maka kedepannya kalau saya dipercaya dan diberikan Amanah oleh masyarakat MUBA maka hal tersebut tidak akan terjadi, tegas mantan Ketua Ikatan Mahasiswa Musi Banyuasin tersebut.

Itu artinya apa yang dimiliki APBD MUBA saat ini untuk pembangunan di setiap desa itu bisa kita lakukan, kenapa tahun-tahun sebelumnya tidak dilakukan itu sebabnya terlalu tinggi belanja operasional, itulah salah satu faktor yang dialami masyarakat kita saat ini, saya kira mulai saat inilah masyarakat MUBA bersatu, kemenangan kita berarti kemenangan seluruh masyarakat MUBA sesungguhnya, tegas pria tiga anak tersebut.

“Insya Allah seandainya pada Pilkada 2024 mendatang bila saya diberikan Amanah oleh sebagian besar masyarakat MUBA itu artinya Masyarakat MUBA telah bersatu dan tentunya kemenangan kita kemenangan masyarakat MUBA sesunggunya, tutup pria kelahiran tahun 1979 tersebut.

Ketika Muhammad Nasir menjelaskan mengenai MUBA sebelumnya, ketua dan anggota Formaba terdiam menyimak sepertinya apa yang dijelaskan itu benar dan masuk akal bahwa selama ini Tata Kelola Keuangan itu bermasalah akibatnya MUBA yang notabene nya daerah kaya tapi masih banyak permasalahan pembangunan yang berdampak kesejahteraan masyarakatnya masih kurang.

Setelah mendengarkan penjelasan selanjutnya, salah satu anggota Formaba mengungkapkan apa problema yang terjadi khususnya di Kecamatan Bayung Lincir ini, menurut dia beberapa permasalahan itu terdiri dari listrik sering mati, jalan banyak yang rusak, fasilas termasuk kantor Samsat pergi dari Kecamatan Bayung Lincir kemudian sangat sulit sekali seandainya ada urusan harus mengurusnya ke kota Sekayu sehingga memakan biaya setidaknya Rp 500 ribu, untuk itu kami warga Bayung Lincir ini meminta pemekaran wilayah, tegasnya.

Laporan : evi farlina