Masyarakat Desa Mangsang Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten Musi Banyuasin (MUBA) merasa senang dan bahagia setelah sosok yang selama ini dinanti-nanti kehadirannya malam ini Kamis 26 Mei 2022 telah hadir dikediaman Partan dihadiri puluhan warga lainnya.
Diakui warga setempat bahwa sosok Muhammad Nasir, S.Si namanya tidak asing lagi ditelinga masyarakat terutama di media sosial dan media cetak ataupun media online. Namun diakui Shahib Efendi baru pertama ini bertatap muka dan bertutur sapa langsung dengan sosok yang digadang-gadang sebagai calon pemimpin yang telah lama diharapkan masyarakat MUBA kedepannya. Ternyata memang benar beliau sosok muda, energik dan cerdas serta mempunyai wawasan yang mempuni sangat cocok untuk menjadi Bupati MUBA periode mendatang, ujarnya singkat.
Pertama hadir Muhammad Nasir saat ini masih menjabat anggota DPRD Banyuasin tersebut langsung disambut antusias warga,” Kedatangan pak Muhammad Nasir ketempat kami ini sudah lama kami tunggu, Alhamdullilah malam ini beliau hadir memenuhi undangan kami, kehadiran beliau ditengah tengah kami telah lama dinantikan. Selain itu pak Nasir dinilai sangat tepat untuk menjadi Bupati 2024 mendatang. Istilahnya pak Nasir ini pemimpin yang komplit selain pintar, baik, tegas dan mempunyai aura pemimpin yang baik jug, ujar Partan selaku tuan rumah didampingi puluhan warga Mangsang yang telah lama menunggu kedatangan Calon Bupati MUBA tersebut.
Pada kesempatan itu, Muhammad Nasir selain memperkenalkan dirinya juga menceritakan dan akan menjawab pertanyaan apa yang sebenarnya terjadi di daerah yang kita cintai bersama ini. Awalnya dia menegaskan bahwa memang benar dirinya mempunyai niat untuk maju pada Pilkada MUBA 2024 mendatang, mendengar bahwa Kak Nasir ini berniat untuk mencalonkan diri menjadi Bupati MUBA sontak langsung diamini dan secara spontanitas warga memberikan aplus kepada beliau. Kemudian dirinya mengungkapkan maksud kedatangan kali ini selain untuk bersilatuhrahmi saya ingin menyapa bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian.
Mungkin ada bapak-bapak dan ibu-ibu
disini bahkan masyarakat MUBA mempertanyakan mengapa pak Nasir yang tugasnya sebagai DPRD Banyuasin kok mau mencalonkan Bupati MUBA ? Untuk menjawab semuanya saya ada beberapa alasan yang pertama MUBA adalah dimana daerah saya berasal, isteri saya dari MUBA begitu juga orang tua saya dan masih banyak keluarga saya di MUBA khususnya di Kecamatan Lawang Wetan dan Kecamatan Babat Toman, jelas Kak Nasir.
Begini ceritanya mengapa saya berniat ingin maju pada Pilkada MUBA 2024 mendatang, sekitar 6 bulan lalu saya menonton ditelevisi Nasional bahwa ada jalan yang begitu hancurnya di Kecamatan Jirak Jaya, MUBA. Mendengar pemberitaan tersebut saya prihatin dan bertanya tanya ada apa dengan daerah asal saya kok dengan APBD 4,2 Triliun ditahun 2021 kok terjadi seperti ini, terangnya.
Kemudian saya berkomunikasi dengan pada teman-teman yang ada di MUBA dan saya dapat simpulkan bahwa pasti ada yang salah di MUBA ini, akhirnya mengerti dan memahami mengapa terjadi demikian pada daerah terkaya di Sumsel tersebut. Setelah saya pelajari ditahun 2021 MUBA itu terlalu tinggi pada belanja operasional. Belanja operasional inilah yang menyebabkan MUBA itu sangat kecil dianggarkan untuk biaya pembangunan, makanya kedepan harapan kita jika saya diberikan amanah oleh bapak-bapak dan ibu-ibu serta masyarakat MUBA, kita akan rubah pola kebijakan anggaran yang sebelumnya belanja operasinya sangat tinggi 2,6 Triliun (diluar Dana Desa) dan belanja pembangunan atau belanja modal diangka Rp 700 Miliar, jelas Kak Nasir.
Nah, kedepannya akan kita rubah sebelumnya belanja operasinya akan kita kurangi kita akan pindahkan ke belanja pembangunan sehingga kedepannya belanja pembangunan akan kita alokasikan anggaran 1,8 – 2 Triliun dalam satu tahun anggaran. Sekarang bagaimana mengenai anggaran 1,8-2 Triliun tersebut? sekarang jumlah Desa di MUBA saat ini 227 desa dan 13 kelurahan sehingga total desa dan kelurahan 240. Sekarang kita harus bangun mulai dari desa kita sama ratakan dulu tiap desa, desa ini kita anggarkan dalam tiap tahun sebesar 5 Miliar itu khusus ke semua desa tanpa pengecualian mau desa besar atau desa kecil kita sama ratakan dulu itu diluar Dana Desa, tegas pria hobi olehraga badminton tersebut.
Sehingga kalau tiap desa dan kelurahan dianggarkan 5 Miliar dikali 240 maka totalnya 1,2 Triliun maka masih ada sisa hingga 800 Miliar, nah sisanya tersebut masih kita gunakan untuk pembangunan segala prioritas. Contohnya begini sambung putra asal Desa Karang Ringin Kecamatan Lawang Wetan tersebut, jalan poros dari Lalan menuju Sungai Lilin sekitar 60 kilometer, kalau kita mau bangun dengan daya tekan K 300 supaya mobil bertonase 15 ton itu bisa lewat dengan lebar 6 meter panjangnya 60 kilometer itu kita harus mengalokasikan paling tidak 200 Miliar.
Dengan anggaran 200 Miliar itu kalau kita alokasikan dalam 2 tahun artinya kita mengangarkan jalan tersebut Rp 100 Miliar pertahunnya jadi dalam waktu 2 tahun problem jalan poros dari Kecamatan Lalan ke Kecamatan Sungai Lilin selesai, kemudian jalan dari simpang Kelurahan Mangun Jaya menuju Desa Keban 1, Macang Sakti dan Lubuk Bintialo itu rusak jugo panjangnya sekitar 60 kilometer juga maka kita bangun tahun pertama 100 Miliar dan tahun ke dua Rp 100 Miliar maka dalam dua tahun jalan itu akan mulus, begitu juga dengan daerah-daerah lainnya, sambung sanjana lulusan Fakultas MIPA Jurusan Matematika Universitas Sriwijaya tersebut.
Kemudian ada lagi mengenai Jembatan menuju Desa Rantau Kroya Kecamatan Lais MUBA yang menjadi keluhan warga karena pembangunan jembatan terebut hingga sekarang belum selesai sekarang hanya ada tiang-tiangnya saja. Nantinya kita alokasikan anggaran Rp 100-150 Miliar untuk jembatan tersebut sehingga Kabupaten PALI menuju Kabupaten MUBA itu terbuka tidak terisolasi seperti sekarang ini.
Jika itu nantinya sudah terkoneksi lanjut Politii Partai Golkar terebut, orang dari Kabupaten PALI akan mudah ke Lais kemudian ke Kecamatan Keluang hingga ke Bayung Lincir sehingga arus transportasi akan semakin baik dan roda perekonomian berjalan normal akibatnya masyarakat MUBA lebih sejahtera lagi, harap Kak Nasir.
Dari anggaran Rp 5 Miliar dalam satu tahun itu kegunaannya untuk apa saja ? kalau kita bangun dalam satu desa Rp 500 juta untuk jalan desa dengan daya tekan K225 lebarnya 4 meter dan panjangnya sekitar 500 meter, itu panjangnya 500 meter dengan dana Rp 500 juta bagaimana kalau di bangun dengan anggaran Rp 5 Miliar maka akan terbangun jalan sepanjang 5 kilometer tiap desa, jelas suami Marsiana tersebut.
Itu artinya apa yang dimiliki APBD MUBA saat ini untuk pembangunan di setiap desa itu bisa kita lakukan, kenapa tahun-tahun sebelumnya tidak dilakukan itu sebabnya terlalu tinggi belanja operasional, itulah salah satu faktor yang dialami masyarakat kita saat ini, saya kira mulai saat inilah masyarakat MUBA bersatu, kemenangan kita berarti kemenangan seluruh masyarakat MUBA sesungguhnya, tutup pria tiga anak tersebut.
Setelah mendengarkan penjelasan yang diucapkan Calon Bupati Idaman tersebut, puluhan warga yang hadir baru menyadari itu penyebab daerah mereka yang kaya raya namun masih banyak jalan rusak, sarana pendidikan dan kesehatan kurang memadai, sarana litrik sering mati dan kesejahteraan masyarakatnya masih banyak yang menghuatirkan, ujar Partan
Setelah memperkenalkan dirinya dan dilanjutkan dengan diskusi dengan warga mengenai permasalahan-permasalahan yang ada di Desa Mangsang Kecamatan Bayung Lincir MUBA, tanya jawab diawali Ibu Mutia, ia berharap agar Desa Mangsang ini memiliki tower sinyal handphon demi kemajuan dunia pendidikan pada anak-anak sekolah terutama jenjang SMA karena dunia pendidikan zaman sekarang ini tidak lepas dari informasi dari luar,”Terus terang pak kami disini sangat sulit sekali untuk memperoleh informasi melalui saluran internet karena sulitnya jaringan internet, terkadang kami harus mencari tempat lebih tinggi atau menuju tanah lapang hanya untuk menelpon keluarga dan kami juga memerlukan akses jalan yang bagus sehingga mempermudah warga kami untuk berinteraksi dengan masyarakat lainnya,” tutupnya.
Permohonan ini langsung dijawab oleh anggota DPRD Banyuasin tersebut, menurutnya kalau masalah tower sinyal handpon kita harus berkomunikasi dengan pihak Telkomsel karena mereka punya mekanisme apakah layak di tempat kita ini didirikan tower. Namun sebenarnya kalau Pemerintah Kabupaten mempunyai keinginan itu saya kira tidak ada masalah. Biasanya permasalahannya mengenai pembebasan lahan dan perizinan, jelas
Kalau masalah jalan itu prioritas utama kita juga karena di MUBA ini bukan saja di Desa Mangsang yang rusak tapi daerah lainnya juga masih ada jalan-jalan yang hancur sehingga mengganggu roda perekonomian masyarakat, tutupnya.
Keluhan juga diungkapkan Supriadi bahwa banyaknya masalah internal, kami tahun 2017 lalu dijanjikan untuk definitif namun sampai saat ini apa yang selama ini kami harapkan tidak terpenuhi, kami merasa terkecoh oleh janji-janji kosong tersebut, tutup Supriadi.
Supriadi dan warga lainnya sepakat untuk mendukung pencalonan bapak Muhammad Nasir untuk maju pada Pilkada MUBA 2024 mendatang, karena kami menilai pak Nasir ini sangat layak menjadi pemimpin MUBA kedepannya, tutup Supriadi dan langsung diamini dan diberi aplus oleh masyarakat yang hadir.
Setelah mendengarkan keluhan Supriadi, pria akrab disapa sehari hari dengan Kak Nasir ini menjawabnya, Insya Allah seandainya saya di Ridhoi oleh Allah SWT dan didukung oleh masyarakat untuk menjadi Bupati MUBA 2024 mendatang semua keluhan masyarakat MUBA khususnya masyarakat Desa Mangsang ini akan terjawab. “Sebenarnya apa yang dikeluhkan oleh pak Supriadi mengenai pemekaran atau mendefinitifkan desa itu tidak sulit tergantung dari Pemerintah kita, baik tingkat desa, kecamatan hingga tingkat kabupaten, tuturnya.
Laporan : evi farlina
More Stories
Ketua TKD Matahati Muba Yusnin: Tolong Kepada Seluruh Masyarakat Menangkan Pak Mawardi Sebagai Gubernur
Kebocoran Pipa Diduga Unsur Kesengajaan, 3 Diamankan, Lokasi Diwilayah Kerja SKK Migas
Jembatan Runtuh, Kapal Satpolairud Polres Muba Sigap Membantu Seberangkan Warga dan Anak Sekolah